Identifikasi Faktor Resistansi Guru Terhadap Teknologi Sebagai Pendukung Pembelajaran di Pondok Pesantren Salaf

Penulis

  • Athiyatul Ulya Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
  • Feby Artwodini Muqtadiroh Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
  • Ahmad Muklason Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

DOI:

https://doi.org/10.25077/TEKNOSI.v7i1.2021.18-26

Kata Kunci:

Faktor Resistansi Guru, Teknologi Pendukung Pembelajaran, Pondok Pesantren Salaf, Kearifan Lokal

Abstrak

Sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis seperti pendidikan umum, kejuruan, profesi, dan keagamaan. Salah satu penyelenggara pendidikan keagamaan di Indonesia ialah pondok pesantren termasuk pondok pesantren salaf. Pondok pesantren salaf memiliki sistem pendidikan yang unik yakni sistem pembelajaran tradisional dengan metode sorogan, bandongan dan weton. Memasuki era Education 4.0, perkembangan teknologi pendidikan yang semakin canggih tidak lantas menjadikan pondok pesantren salaf beralih menggunakan teknologi. Pondok pesantren salaf tetap mempertahankan metode pembelajaran tradisional yang menjadi ciri khas pondok pesantren. Namun demikian, mereka tidak kalah saing dengan lembaga pendidikan lain serta terus mengalami perkembangan dengan jumlah santri yang meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor resistansi penggunaan teknologi sebagai pendukung pembelajaran dilihat dari perspektif guru. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif ini terdiri dari 3 tahap yakni tahap persiapan, pengumpulan data dan pengolahan data. Pada tahap persiapan dilakukan studi literatur, identifikasi kondisi saat ini, menentukan populasi dan sampel serta menyusun instrumen penelitian. Tahap pengumpulan data diawali dengan pelaksanaan preliminary research, penyebaran kuesioner, pelaksanaan wawancara serta pengujian validitas dan reliabilitas data. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan faktor dan kategori faktor resistansi guru terhadap teknologi. Hasil dari penelitian ini berupa faktor-faktor resistansi guru terhadap teknologi di pondok pesantren salaf. Faktor resistansi yang paling berpengaruh yakni faktor yang memiliki tingkat cakupan paling tinggi adalah kebijakan pesantren yang tidak memperbolehkan membawa barang elektronik, fasilitas pendukung teknologi yang tidak memadai serta rendahnya kemampuan teknis guru untuk mengoperasikan teknologi.

Referensi

[1] F. M. W. A. A. D. d. E. R. Ahmad Muklason, "Blended Learning dari Perspektif Para Guru Sekolah di Pondok Pesantren," Jurnal Sistem Informasi, 2019. [2] "Situs Pondok Fathul Ulum Kwagean," 2020. [Online]. Available: https://www.kwagean.net/pesantren/profil-pondok/. [Accessed 7 Juni 2020]. [3] M. Muhammad and D. F. Muhammad, Interviewees, Wawancara Preliminary Research Penggunaan Teknologi Pembelajaran di Pondok Pesantren Fathul Ulum Kwagean. [Interview]. 4 Mei 2020. [4] R. M. Saraswati, Analisis Faktor Penolakan Dosen Dalam Adopsi Share ITS, 2019. [5] M. D. H. D. d. M. D. Mirza Hassan Hosseini, "Factor Affecting User Resistance to Innovation," International Journal of Asian Social Science, 2016. [6] K. K. Kim Hyunwoo, "Factors Affecting Consumer Resistance to Innovation: A study of Smartphones," 2009. [7] A. E. P. H. R Setyaningsih, "The Innovation In Education of Islamic Boarding School Through The Use of E-Learning," 2019. [8] A. A. Hussin, "Education 4.0 Made Simple: Ideas For Teaching," International Journal of Education & Literacy Studies , vol. 6, no. 3, 2018. [9] P. Fisk, "Education 4.0" 24 Januari 2017. [Online]. Available: https://www.thegeniusworks.com/2017/01/future-education-young-everyone-taught-together. [Accessed 11 Nopember 2019]. [10] "Kamus Besar Bahasa Indonesia," Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019. [Online]. Available: http://kbbi.kemdikbud.go.id/. [Accessed 7 October 2019]. [11] S. Naidu, E-Learning: A Guidebook of Principles, Procedures and Practices. [12] M. D. Myers, "Qualitative Research in Information Systems," MIS Quarterly , pp. 241-242. [13] J. W. Creswell, Research design: quantitative, qualitative and mixed method approaches, 2014. [14] M. S, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), Bandung: Alfabeta. [15] "Etnografi," FIP UM, 2015. [Online]. Available: http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/7.4_Etnografi.pdf. [Accessed 05 Nopember 2019]. [16] L. Z. L. M. d. P. l. Mahmood Ali, "User Resistance in IT : A Literature Review," International Journal of Information Management, 2015. [17] L. Y. M. d. Z. L. Bergeb, "Student Barriers to Online Learning: A factor analytic study,". [18] Amirullah, "Populasi dan Sampel (Pemahaman, Jenis, dan Teknik)," in Metode Penelitian Manajemen, Malang, Bayumedia Publishing , 2015, pp. 67 - 80. [19] J. S. Albi Anggito, in Metodologi Penelitian Kualitatif, Sukabumi, CV Jejak, 2018, pp. 75-78.

Unduhan

Telah diserahkan

13-11-2020

Diterima

29-05-2021

Diterbitkan

30-05-2021

Cara Mengutip

[1]
A. Ulya, F. A. Muqtadiroh, dan A. Muklason, “Identifikasi Faktor Resistansi Guru Terhadap Teknologi Sebagai Pendukung Pembelajaran di Pondok Pesantren Salaf”, TEKNOSI, vol. 7, no. 1, hlm. 18–26, Mei 2021.

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel Serupa

<< < > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.